Fajar Harapan di Ujung Malam

Malam tak selamanya menjanjikan kelam, sebab di balik pekatnya gulita, fajar senantiasa menanti giliran untuk bertahta. Kehidupan seringkali memaksa kita berlutut di hadapan kegagalan, meremukkan ego hingga menjadi debu yang beterbangan. Namun, justru di titik nadir itulah kekuatan sejati sedang ditempa. Seperti benih yang harus pecah dan terkubur dalam tanah sebelum menyongsong matahari, kita pun perlu merasakan pahitnya kejatuhan untuk menghargai manisnya kebangkitan. Harapan adalah jangkar yang menahan kita agar tidak hanyut oleh arus keputusasaan. Ia adalah bisikan lirih yang meyakinkan bahwa badai pasti berlalu, bahwa setiap tetes air mata akan bermuara pada samudra kebahagiaan. Jangan pernah memadamkan lentera asa meski angin cobaan bertiup kencang, karena selama napas masih berhembus, kesempatan untuk memulai kembali selalu terbuka lebar. Mari kita sambut hari esok dengan dada lapang, percaya bahwa skenario semesta selalu menyimpan kejutan indah bagi mereka yang tak pernah lelah berjuang.

Bagikan

Komentar (1)

Ingin bergabung dalam diskusi?

Login untuk berkomentar
Dryst
9 hours ago

Waw, kata2 yang sangat puitis wajib dibaca.

Terima kasih telah membaca.